Friday 7 February 2014

Republik Turki

Bismillah..

Artikel di bawah ini ditulis hanya untuk dokumentasi sebelum buku paket saya diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan.

Republik Turki, merupakan negara yang berada pada dua wilayah, yakni Eropa dan Asia. Ibu kotanya adalah Ankara. Luasnya mencapai 779.452 Km persegi. Posisinya sangat strategis karena menghadap ke arah perairan penting, yakni ke arah Laut Hitam dan Laut Tengah, serta menguasai wilayah yang menghubungkan perairan di Dardanil dan Selat Bosforus. Turki merupakan perlintasan antara Eropa dan Asia.
Sebelum Islam, Asia kecil berada dalam kekuasaan Byzantium. Pada tahun 6 H Rasulullah saw. mengirimkan surat kepada raja negeri ini, menyuruh mereka untuk masuk Islam. Lalu, raja negeri itu menulis surat kepada kaisar Romawi. Raja negeri itu menyaksikan bahwa kaisar memiliki kecenderungan kepada Islam, sekalipun ia memperoleh perlawanan dari gereja dan pembesar kerajaan.
Setelah penaklukan Syam, kaum muslimin mengarahkan pasukannya ke utara. Mereka menaklukan kota-kota yang dilaluinya dan menjadikannya sebagai benteng dalam menghadapi Romawi di perbatasan Asia Kecil.
Pada masa-masa kelemahan pemerintahan Abbasiyah, bangsa Romawi menghancurkan benteng ini, Lalu, kaum muslimin Turki (Saljuk) berkumpul untuk menaklukan bangsa Romawi. Maka bergeraklah mereka dari Turkistan hingga Anatolia untuk menghadapi Romawi. Mereka berhasil memperoleh kemenangan besar dalam Perang Maladzikird atau Manzikar pada tahun 463 H / 1070 M. Lalu, mereka menjadi pemimpin Asia Kecil dengan menjadikan Kanya sebagai ibukotanya. Mereka inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan Saljuk Romawi. Dengan demikian, maka Islam tersebar ke seluruh Asia Kecil melalui mereka.
Dalam sejarahnya, kabilah Turki merupakan sebuah kabilah yang berasal dari Asia Tengah. Karena persoalan politik, akhirnya mereka melarikan diri dari Mongolia, kemudian menetap di sebelah Barat Laut Asia Kecil. Mereka menetap di situ dan berada di bawah perlindungan orang-orang Saljuk. Setelah kekalahan orang-orang Saljuk di hadapan Mongolia, pemimpin kabilah Usman mengumumkan pemisahan dirinya pada tahun 699 H / 1299 M. Mereka merupakan cikal-bakal dari pemerintahan Usmaniyah yang telah berjihad di Eropa, menundukan Hongaria, Beograd, Albania, Yunani, Rumania, Serbia, Bulgaria, dan seluruh dunia Timur Islam.
Kemenangan terbesar mereka adalah menaklukan Konstantinopel di tangan Sultan Muhammad II (al-Fatih) pada tahun 857 H / 1453 M. Kemudian kota Konstantinopel menjadi pusat pemerintahan Islam dan diganti namanya menjadi Istanbul.
Selama lebih kurang 7 (tujuh abad) dinasti Turki Usmani mengalami masa kejayaan, yaitu sejak tahun 699-1342 H / 1299-1923 M. Kemudian khilafah Islamiah ini runtuh, yang merupakan khilafah Islamiah terakhir, dan terpecah menjadi negara-negara Islam. Turki kemudian berubah menjadi republik kecil.
Turki menyaksikan gerakan nasionalis di bawah kepemimpinan Mustafa Kamal at-Taturk yang menghapuskan khilafah pada tahun 1342 H / 1923 M dan mengumumkan berdirinya negara Republik Turki dengan mengganti undang-undang Islam dengan Undang-Undang nasionalis sekuler. Dia tetap memegang kekuasaan hingga kematiannya pada tahun 1357 H / 1938 M. Kedudukannya kemudian digantikan oleh Ismet Ainunu yang memegang kekuasaan hingga kematiannya pada tahun 1370 H / 1950 M setelah itu, yang memerintah adalah Ba Yar, sepanjang tahun 1380-1393 H / 1960-1973 M. Kekuasaan militer sempat berkuasa di negeri ini, lalu kembali dikuasai oleh pemerintahan sipil.
Pada tahun 1400 H / 1980 M, terjadi kudeta militer dan pelanggaran hak-hak asasi manusia. Keadaan ini kemudian berkurang, namun pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia secara terang-terangan masih kerap terjadi. Perlawanan kaum Kurdi dan Armenia merupakan sumber dari kekerasan politik yang terus berlangsung di negeri ini. Yaitu, ketika partai buruh al-Kurdistani (sejak tahun 1948 M) melakukan pemberontakan bersenjata untuk mendirikan negara Kurdi. Korban yang terbunuh dalam peristiwa ini mencapai lebih dari 40.000 orang.
Setelah kematian Presiden Thurgut Ozal, ia digantikan oleh Sulaiman Damirel pada tahun 1414 H / 1993 M dan Tanzu Ciller sebagai Perdana Menteri wanita pertamanya dalam sejarah Turki pada tahun yang sama. Pada tahun 1996 M Turki menjalin kerja sama di bidang militer dengan Israel. Ini dilakukan untuk menimbulkan kemarahan bangsa Arab dan kaum Muslimin.
Pada tahun 1419 H / 1999 M, pemerintah Turki menangkap Abdullah Ojolan, tokoh Kurdi yang juga pemimpin Turki, dan menghukumnya dengan hukuman mati. Dengan kematiannya, hubungan antara Turki dan Kurdi semakin menjadi tidak menentu.
Kondisi politik di Turki mencerminkan kekacauan dan instabilitas, hal ini ditandai dengan berganti-gantinya pemerintahan sejak tahun 1995 M. Dari mulai Najmuddin Erbakan (Islam), kemudian Ciller yang berduet dengan Masud Yelmaz, kemudian Erbakan bersama Ciller, kemudian Yalmaz. Pada tahun 1411 H / 1999 M  Yalmaz dipecat karena hubungannya dengan mafia, lalu digantikan oleh Bolan Ajawid.

SUMBER ARTIKEL:
BUKU : Pendidikan Agama Islam Sejarah Kebudayaan Islam
PENULIS : Dr. H. Murodi, MA
PENERBIT : PT. Karya Toha Putra
KURIKULUM : 2008

0 comments:

Post a Comment

Rinaldi Nugroho. Powered by Blogger.

Forum Aktifitas Rohis Se-Duren Sawit